Minggu, 26 Juni 2011

Mari Menghilang


Mukaddimah:
“…Sesungguhnya mereka dan kelompoknya melihatmu dari tempat yang kamu tidak dapat melihat mereka…”
{QS. Al A’raf [7] : 27}

Bismillahirrahmanirrahim…
Salamu’alaikum saudaraku. Semarang, 26 June 2011, di masjid  Polines Semarang.
Saat ini kami dalam posisi mabit kawan. Disaat yang lain tidur pulas untuk bersiap melaksanakan qiyamul lail (sholat malam) esok harinya, kami mencoba membuka lembaran-lembaran dari artikel yang kami bawa saat itu. Waktu menunjukkan pukul 00:14 WIB. Kami membaca sebuah artikel menarik kawan. Judul artikenya “Mari Menghilang” dari kumpulan artikel karya Ir. H. Bambang Pranggono, MBA., IAI yang dikumpulkan dalam buku berjudul “Mukjizat Sains dalam Al Qur’an : Menggali Inspirasi Ilmiah”.  Sebuah judul yang menarik. Dan isinya tidak kalah menarik.

Dalam Artikel ini, dengan mengutip ayat pada ikhtitam diatas, ayat ini dalam tafsir klasik disangkutkan dengan setan, yang tidak bisa kita lihat, padahal mereka melihat kita. Secara gamblang artikel ini mencoba berhipotesa, betulkah hanya setan yang tidak bisa tampak? Menarik kawan. Sangat menggelitik insting kami yang memang haus akan ilmu dan inspirasi.
Kami pun melanjutkan bacaan kami.

Dalam Tafsir Jalalain menerangkan bahwa tidak tampaknya setan adalah li-latifatu ajsadihim aw adimu alwanihim, akibat jasadnya yang sangat halus atau karena dia tidak berwarna. Kalau salah satu persyaratan  itu kita capai, artikel ini berhipotesa seharusnya kita pun bisa mencapai kondisi ini. Ia menyebutkan ketika makna ayat tadi hanya berhenti pada cerita bahwa setan tidak tampak, ya selesai saja sampai disitu. Padahal, tafsiran ayat tadi mengisyaratkan bahwa kita pun bisa menghilang apabila tidak berwarna, alias transparan. Sampai disini muncul pikiran-pikiran aneh dalam benak kami. Apa benar bisa? Bukankah perkara ghaib itu Allah SWT yang mengetahui? Kami pun melanjutkan bacaan.

Prof. Oleg Gadomsky dari departemen Quantum and Optical Electronics, Ulyanovsk State University di Rusia Barat, sudah mematenkan cara menghilang dengan penyamaran optical. Kami penasaran, kami browsing, ternyata benar kawan. Ada artikel yang membahas tentang Cloaking Decive. (Bisa dilihat artikelnya disini : http://en.wikipedia.org/wiki/Cloaking_device)
Metode itu dinamakan konversi radiasi optik. Ribuan manik-manik dari partikel emas superkecil berskala nanometer dirajut menjadi lembaran tipis. Lembaran tadi melengkungkan pancaran sinar mengelilingi benda yang diselimutinya sehingga seperti transparan.


Dengan teknologi yang berbeda, pada 2003, Tachi Laboratory di Tokyo University mendemonstrasikan sebuah jubah untuk menghilang, “Invisibility Cloak”. Jubah tadi dibuat dari material baru bernama retro reflectum, yang memproyeksikan gambar 3D dari sisi belakang, ke sisi depan jubah seolah-olah tembus pandang. Orang bisa melihat semua hal yang berada di sisi belakang pemakai jubah tadi. Sang Penemu, Prof. Susumu Tachi, baru-baru ini memamerkan jubah tadi di San Fransisco. Sampai disini, kami berhenti. Kami tidak percaya. Apa benar? Kami mencoba mengkonfirmasi hal ini. Ternyata benar kawan. Video demonstrasinya tersebar di youtube dengan keyword invisibility cloak, invisibility japanese, dll. Atau dari link ini : http://www.youtube.com/watch?v=PD83dqSfC0Y&NR=1&feature=fvwp. Dalam waktu dekat bahkan Prof. Susumu Tachi bahkan berencana membuat kamar tanpa jendela, yang orang yang ada didalamnya bisa melihat segala yang ada diluar, tapi orang luar tidak bisa melihat kedalam, bahkan ia berimajinasi bahwa dindingnya pun tidak tampak.



Subhanallah kawan! Ternyata dari sepenggal ayat Al Qur’an tadi merujuk pada hal yang luar biasa seperti ini. Mereke melihatmu dari tempat yang kamu tidak dapat melihat mereka. Penemuan baru ini akan sangat bermanfaat. Untuk spionase, militer, untuk pesawat “siluman” dan lain-lain. Bayangkan jika penemuan seperti ini didedikasikan untuk kaum muslimin. Masya Allah, mungkin inilah yang disebut hikmah yang hilang dari kaum muslimin, yaitu Ilmu. Kenapa bukan kaum muslimin yang menemukannya. Padahal secara tafsir, Al Qur’an memuat tentang ini. Bagaimanapun, ribuan ayat Al Qur’an masih menanti dijadikan inspirasi dalam menemukan terobosan ilmiah baru. Mari kawan, kita tadabburi lagi kitab suci ummat islam ini.Bukankah Allah SWT telah menyindir kita, Afalaa ta’qilun? Wallahu a’lam.

Sudah dulu ya kawan. Kami mau istirahat juga untuk bersiap qiyamul lail nanti. Sampai jumpa di catatan kami yang berikutnya…
Rabbi zidnii ‘ilman, warzuqnii fahman.

(Masjid Polines Semarang, 26 June 2011 00:52, - mfa)

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template